Jangan Berhenti Berpikir

April 12, 2008 § 1 Comment

“Cogito ergo sum,” kita (manusia) ada karena kita (manusia) berpikir. Kira-kira seperti itulah artinya. Oleh karena itulah, manusia adalah makhluk yang unik. Hidup manusia dipenuhi dengan pemaknaan terhadap segala sesuatu. Dan menurut saya itulah tujuan hidup setiap manusia. Kekuatan sebuah pemaknaan sangatlah besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup seorang manusia. Pemaknaan, tujuan hidup menurut istilah sekarang, bisa diartikan sebagai pemberian arti terhadap segala sesuatu yang kita lakukan, yang kita lihat, yang kita katakan, dan yang kita rasakan. Hal itulah yang kebanyakan tidak diajarkan dalam pendidikan formal. Padahal kebanyakan orang yang berhasil adalah orang-orang yang memaknai hal-hal tertentu dalam hidupnya. Apel yang jatuh akan berbeda nilainya bagi kita dan bagi seorang Newton. Dari sebuah pemaknaan akan muncul nilai-nilai tertentu yang hanya akan didapatkan orang-orang tertentu. Ya, tentu saja hanya bagi mereka yang berpikir. Pada saat ini, saat begitu banyak permasalahan menimpa manusia, banyak orang yang tidak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi. Padahal dengan bersikap seperti itu hanya akan menjauhkan dia dengan tujuan keberadaannya. Penulis sangat yakin bahwa segala sesuatu yang diciptakan memiliki eksistensinya tersendiri, memiliki tujuan keberadaannya masing-masing. Dari hipotesis tersebut maka akan memunculkan konsekuensi bahwa setiap manusia memiliki perannya masing-masing dalam keseimbangan kehidupan ini. Hanya masalahnya apakah setiap orang dapat berperan baik atau tidak. Sekali lagi, karena dampak pemaknaan itu begitu dahsyat maka hendaknya ini menjadi salah satu referensi dalam perkembangan kematangan seorang manusia. Tidak akan ada seorang Soekarno jika beliau tidak memaknai bangsanya, tidak akan ada seorang Hitler jika beliau tidak memaknai kebenciannya. Tidak ada Robert Kiyoshaki jika beliau tidak memaknai kekayaannya. Tidak ada Plato jika beliau tidak memaknai ide-idenya. (tokoh-tokoh tersebut hanya contoh orang yang memiliki pemaknaan terhadap hidup mereka, terlepas apakah pemaknaan mereka benar atau salah). Akan banyak hikmah yang didapatkan jika seseorang telah dapat memaknai segala sesuatu yang dilakukannya, dilihatnya, dikatakannya, dan dirasakannya. Dan pemaknaan itu akan muncul dengan sendirinya setelah kita mencoba untuk berpikir tentang sesuatu. Urutan pemaknaan seperti ini: kita belajar tentang kehidupan (tentang semua hal), kemudian kita melihat, merasakan, dan mendengarkan dengan indera kita, dan barulah pikiran kita akan mencernakan informasi yang baru didapatkan dengan pengetahuan yang kita ketahui sebelumnya dan proses terakhir adalah kita akan memaknai apa yang indera kita tangkap. Proses ini akan pincang, apabila salah satu urutan kurang memadai. Contoh jika pengetahuan kita salah atau kurang maka pemaknaan yang ada pun akan rancu. Atau jika kita tidak peduli akan informasi yang ada, maka pemaknaan yang ada hanyalah sebuah pemaknaan yang tidak berdasar. Dan akan lebih parah jika kita tidak mencernakan informasi yang indera kita tangkap, maka hidup kita tak lain hanyalah sebuah formalitas. Hidup yang tanpa makna. Begitu dahsyatnya kekuatan sebuah pikiran, sehingga seorang biasa dapat menjadi seseorang yang luar biasa. Dari seorang prajurit biasa menjadi seorang fuhrer, dari seorang idiot menjadi sorang penemu terhebat, dari seorang cacat menjadi ilmuwan masyhur, dari seorang anak petani menjadi presiden. Dari kegiatan sederhana itulah, pemaknaan hidup, kehidupan manusia menurut penulis akan lebih baik. Dari proses pemaknaan tersebut seseorang akan dapat mengetahui tujuan hidupnya, sesorang akan mendapatkan titik puncak pemaknaannya terhadap kehidupan. Seseorang akan mendapatkan hikmah yang besar dari sesuatu hal kecil yang akan menjadikan hidup mereka lebih berarti, seperti yang telah orang-orang besar dapatkan jauh sebelum mereka besar. Oleh karena itu janganlah berhenti untuk berpikir dan memaknai hidup. Wallahualam bishawab.

§ One Response to Jangan Berhenti Berpikir

  • Ni Putu Ayu Nariswari says:

    Namun, untuk orang-orang yang otaknya suka loncat beberapa menit sekali seperti aku, yang ingin mempelajari dan melakukan segalanya. Yang dengan keterbatasan waktu dan kecepatan berubahnya otak, alhasil kemampuanku pun jadi sepotong-sepotong. Voila, pemaknaan hidupku jadi rumit. 😀

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Jangan Berhenti Berpikir at Sebuah Catatan Kecil...

meta